Cloud computing adalah hasil dari evolusi bertahap di mana sebelumnya terjadi fenomena grid computing, virtualisasi, application service provision (ASP) dan Software as a Service (SaaS). Konsep penyatuan computing resources melalui jaringan global sendiri dimulai pada tahun ‘60-an. Saat itu muncul “Intergalactic computer network” oleh J.C.R. Licklider, yang bertanggung jawab atas pembangunan ARPANET (Advanced Research Projects Agency Network) di tahun 1969. Beliau memiliki sebuah cita-cita di mana setiap manusia di dunia ini dapat terhubung dan bisa mengakses program dan data dari situs manapun, di manapun. Menurut Margaret Lewis, Direktur Marketing Produk AMD. “Cita-cita itu terdengar mirip dengan apa yang kini kita disebut dengan cloud computing”. Para pakar komputasi lainnya juga memberikan penambahan terhadap konsep ini, di antaranya John McCarthy yang menawarkan ide mengenai jaringan komputasi yang akan menjadi infrastruktur publik, sama seperti the service bureaus yang sudah ada sejak tahun ‘60-an.
Semenjak tahun ‘60-an, cloud computing telah berkembang berdampingan dengan perkembangan Internet dan Web. Namun karena terjadi perubahan teknologi bandwidth yang cukup besar pada tahun 1990-an, maka Internet lebih dulu berkembang dibanding cloud computing. Dan kini teryata terlihat bahwa pendorong utama cloud computing adalah karena adanya revolusi Internet. Salah satu batu loncatan yang cukup drastis adalah dengan adanya Salesforce.com di tahun 1999, yang merupakan pencetus pertama aplikasi perusahaan dijalankan melalui Internet. Perkembangan berikutnya adalah adanya Amazon Web Services di tahun 2006, di mana dengan teknologi Elastic Compute Cloud (EC2), terdapat situs layanan web yang di komersialkan yang memungkinkan perusahaan kecil dan individu untuk menyewa komputer atau server, agar dapat menjalankan aplikasi komputer mereka.
Batu lompatan besar lainnya datang di tahun 2009 dengan Web 2.0 mencapai puncaknya. Google dan lainnya memulai untuk menawarkan aplikasi browser-based untuk perusahaan besar, seperti Google Apps. “Kontribusi yang paling penting dari komputasi cloud adalah munculnya “killer apps” dari penguasa teknologi seperti Microsoft dan Google. Ketika perusahaan tersebut mengirimkan layanan dalam bentuk yang mudah untuk di konsumsi, efek penerimaannya menjadi sangat luas”, menurut Dan Germain, Chief Technology IT provider Cobweb Solution. “Faktor utama lainnya yang mempengaruhi berkembangnya komputasi cloud antara lain matangnya teknologi visual, perkembangan universal banwidth berkecepatan tinggi, dan perangkat lunak universal”, menurut Jamie Turner sang pelopor komputasi cloud. Turner menambahkan, “cloud computing sudah menyebar luas hingga kepada para pengguna Google Doc. Kita hanya dapat membayangkan betapa besarnya ruang lingkup yang sudah di capai. Apa saja dapat di lakukan dan dikirimkan melalui cloud”.
Teknologi informasi adalah komponen yang sangat penting dalam dunia usaha. Apapun jenis bisnis Anda, terkadang memang benar-benar bersandar pada pemanfaatan teknologi informasi. Namun seperti Anda ketahui, teknologi informasi itu sifatnya selalu berubah, bisa dikarenakan perkembangan teknologi itu sendiri, atau memang harus berubah untuk mengikuti requirement bisnis Anda.
Jika Anda sampai pada titik ini, maka mau tidak mau, Anda harus mengambil langkah untuk mengakomodir perubahan tersebut, bisa dalam bentuk pembelian server baru, penggantian hardware, perluasan ruang data centre, pengembangan aplikasi, atau enhancement lainnya yang membutuhkan effort yang besar, biaya yang tidak sedikit, dan waktu implementasi yang cukup lama. Untuk itulah Anda butuh sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu cloud computing.
Teknologi yang memungkinkan sharing kapasitas server & storage secara muTVi tenant dan on-demand,melalui jaringan private dan internet.
Secara garis besar definisi cloud computing menurut NIST (Mell dan Grance, 2009) dapat digambarkan sebagai berikut :
[gambar]
Jika ditarik kesimpulan secara umum, cloud computing adalah sebuah mekanisme, dimana sekumpulan IT resource yang saling terhubung dan nyaris tanpa batas, baik itu infrastruktur maupun aplikasi, dimiliki dan dikelola sepenuhnya oleh pihak ketiga, sehingga memungkinkan customer untuk menggunakan resource tersebut secara on demand melalui network, baik yang sifatnya jaringan private maupun publik.
Dengan menggunakan teknologi cloud computing , perusahaan bisa fokus pada bisnis utama, memiliki kecepatan untuk mengikuti kebutuhan bisnis sehingga tidak kehilangan business opportunity, bisa membuat management cost yang lebih baik karena peralihan dari CAPEX to OPEX dan yang tak kalah penting adalah penggunaan tekhnologi yang terupdate dan terstandarisasi yang akan digunakan pada platform Cloud Computing. Dengan demikian perusahaan bisa lebih memikirkan hal-hal yang bersifat strategis untuk kemajuan bisnisnya.
Cloud computing saat ini telah menjadi realita, dan ini akan memaksa para IT professional untuk cepat mengadaptasi teknologi ini. Akibat dari kondisi sosial ekonomi yang terus mengalami revolusi yang sangat cepat sehingga teknologi cloud computing ini dibutuhkan untuk kecepatan dan realibilitas bagi dunia bisnis. Implementasi cloud computing pada dasarnya adalah menggunakan Internet-Based service untuk mensupport business process perusahaan. Cloud service biasanya memiliki beberapa karakteristik, diantaranya adalah :
- Sangat cepat di deploy, sehingga bersifat instant untuk implementasi.
- Biaya start-up teknologi ini cukup terjangkau dan meminimalisir adanya biaya modal investasi yang mahal.
- Biaya service dan pemakaian akan berdasarkan komitmen yang tidak fix.
- Service ini dapat dengan mudah di upgrade atau downgrade dengan cepat tanpa adanya penalty.
- Service ini akan menggunakan metode multi-tenant (banyak klien pengguna dalam 1 platform).
- Kemampuan untuk mengcustomize service sesuai kebutuhan klien akan menjadi sangat fleksibel.
Sistem cloud secara otomatis mengawasi dan mengoptimalkan penggunaan sumber daya komputasi dengan memanfaatkan kemampuan pengukuran misalnya penyimpanan, pemrosesan, bandwidth, dan account pengguna aktif. Penggunaan sumber daya dapat dipantau, dikendalikan, dan dilaporkan sebagai upaya memberikan transparansi bagi pelanggan.
sumber : http://www.locus.co.id/?pg=10