I MISS U, BALI PART II
Cerpen Karya
Cerpen Karya
Liana mengerti maksud Bayu, Liana pun menerima kiriman itu. Beberapa menit kemudian, Liana sudah siap dengan baju kaos berwarna biru muda bertuliskan “BALI” lengkap dengan jeans hitam dan sepatu berwarna coklat tua. Satu lagi, tas berwarna putih susu menambah kecantikan Liana. Liana menyisir rambutnya dan membiarkan rambut panjangnya tergerai. Liana keluar dari kamarnya dan mendapati Bayu sudah berdiri di depannya. Bayu menggunakan pakaian yang persis sama seperti yang dikenakan Liana. Hanya saja, model tasnya yang berbeda. Bayu menggunakan ransel berwarna putih sedangkan Liana menggunakan tas samping berwarna putih seperti yang digunakan kebanyakan cewek.
“Kok bisa sama gini? Kayak couple aja.” Seru Liana.
“Tenang aja, bentar lagi juga couple.” Sahut Bayu santai.
“Eh… OPLO !!”
Liana jengkel dan hendak memukul Bayu. Namun Bayu dengan cekatan berlari ke lobi hotel. Mereka pergi ke restaurant untuk breakfast. Restaurant ini terletak di pesisir Pantai Kuta. Banyak turis asing yang juga sedang menikmati hidangan. Bayu dan Liana sesekali menyapa para turis. Bayu menggunakan bahasa Korea berbincang dengan salah seorang turis. Liana tak mau kalah, ia juga berbincang-bincang dengan salah satu turis Australia dengan bahasa inggris. Setelah selesai menikmati makanan, Bayu mengeluarkan sesuatu dari ranselnya.
“Ini buat gantiin yang kemaren.” Sambil menyodorkan sebuah kamera.
“Gue bukan cewek materialistis. Gue bakalan usaha kok buat beli sendiri. Jadi, gue nggak perlu belas kasihan loe.”
“Oh ya udah, yakin nih nggak mau?? Padahal gue mau ngajak loe hunting foto bareng.”
“Ke mana?”
Bayu memperlihatkan dua buah tiket perjalanan wisata keliling Bali yang dipesannya kemarin. Pantas saja Bayu memberikan Liana kamera. Semenjak menelpon papanya di Jakarta, Bayu mendapat kirimin uang 100 juta. BUSET !! liana setuju dengan rencana Bayu karena ia udah lama nggak motret. Tapi, sebelum mereka berangkat untuk berwisata, mereka pergi ke panti asuhan untuk meminta izin. Liana pergi ke kamar Bu Ketut, sedangkan Bayu menunggu di taman dekat panti asuhan.
“Om swastiastu buk. Liana mohon maaf soalnya Liana nggak pulang kemarin. Liana sekarang punya teman yang meminta Liana untuk mengantarnya berwisata keliling Bali.”
“Iya gek. Hati-hati di jalan, ingat jangan pulang malam.”
Setelah mendapat persetujuan Bu Ketut, Liana keluar panti dengan semangat. Bayu sudah menunggunya di taman. Bayu dan Liana segera pergi untuk berwisata. Hari itu tepat tanggal 30 Desember 2013. Liana dan Bayu akan berwisata ke Danau Batur, Pantai Lovina dan Kawasan Dataran Tinggi Bedugul. Perjalanan dimulai pada pukul 10 pagi. Tujuan pertama adalah Danau Batur. Sebuah danau yang terletak di kabupaten Bangli. Bus pariwisata meluncur dengan cepat ke Danau Batur. Di tengah perjalanan, Bayu dan Liana tak henti-hentinya bergurau dan bercanda. Mereka sangat akrab atau mungkin mereka sudah saling ada perasaan? Entahlah.
“Nyanyi dong Na… Gue main gitar.” Pinta Bayu.
“Jadi loe jago main gitar juga. Cucok dehh..”
“Ya dong, gue jamin you’ve fallen for me.”
“Idihhh GR nya ! Nyanyi lagunya ungu yang saat bahagiaku aja.”
Alunan gitar mengiringi perjalanan wisata mereka. Suara Liana ternyata sangat merdu begitu juga Bayu. Permainan gitar Bayu sangat indah. Bayu memiliki banyak kelebihan dan setiap kelebihan yang dimiliki Bayu sangat disukai Liana.
Saat bahagiaku duduk berdua denganmu
Hanyalah bersamamu
Mungkin aku terlanjur tak sanggup jauh dari dirimu
Ku ingin engkau slalu….
Reff:‘tuk jadi milikku
Ku ingin engkau mampu
Ku ingin engkau selalu bisa
Temani diriku sampai akhir hayatmu
Meskipun itu hanya terucap
Dari mulutmu uuu…
Dari dirimu yang terlanjur mampu
Bahagiakan aku hingga ujung waktuku
Selalu…
Setelah melalui perjalanan kurang lebih 3 jam, Bayu dan Liana beserta rombongan lain turun dari bus. Udara saat itu sangat dingin, sementara Liana dan Bayu tidak membawa jaket. Liana sangat kedinginan. Betapa tidak? Biasanya Liana bekerja di hawa panas pantai Kuta sekarang ia harus beradaptasi dengan hawa dingin di daerah Batur. Liana menggosok-gosok tangannya untuk mendapat sedikit hawa hangat. Bayu yang tau akan hal itu tentu tidak tinggal diam. Ia pergi berlari ke sebuah warung untuk membeli pakaian hangat. Lagi-lagi COUPLE !! Jaket berwarna biru muda dengan tulisan “BATUR” melekat di badan Liana dan Bayu. Liana tak dapat mengelak untuk tak memakainya sebab ia sudah sangat kedinginan.
“Bay.. kita kesana yuk ? Ke kaldera Gunung Batur.”
“IDE BAGUS !! Yukk..”
Mereka turun melewati jembatan ke kaldera gunung Batur. Danau Batur terbentang luas di depan mereka. Bayu menggenggam erat tangan Liana, Liana tak menyadari hal itu saking terpesonanya dia dengan keindahan alam Batur. Bayu mengeluarkan kameranya dari ransel. Liana berlari menuju ke tepi danau, Liana berputar-putar sembari membentangkan tangannya merasakan hawa sejuk dan tenang disana. Selama itu juga Bayu memotret Liana yang sedang bergembira. Bayu tersenyum kecil, melihat beberapa pose Liana yang lucu. Bayu melirik ke sekeliling, ditatapnya dalam-dalam pemandangan disana. Kini Bayu mulai mengerti, betapa indahnya Bali. Bukan hanya sekedar Pantai Kuta, tapi lebih dari itu. Liana tidak sengaja melirik ke arah Bayu, dilihatnya Bayu sedang memotret pemandangan danau. Liana pun mengeluarkan kameranya dan memotret Bayu yang sedang memotret. Hahaha... Lucu juga ya? Motret orang yang lagi motret. Liana menyukai style Bayu. Bayu keren, tinggi, senyumnya yang manis, juga sikapnya yang sangat perhatian membuat Liana betah menemani Bayu.
“Hello miss, Can you help me to take some picture?”
“Of course, don’t worry.”
“I want to take some picture with that girl. Can I ?”
Bayu meminta salah seorang turis untuk memotretnya secara diam-diam bersama Liana. Bayu berlari mendekati Liana yang sedang mengutak atik kamera barunya. Bayu memeluk Liana dari belakang. Liana sangat terkejut dan pose mereka telah diabadikan dalam kamera Bayu. Oh.. so sweettt !!! Liana kesal dan marah-marah ke Bayu.
“Bisa nggak kalo mau meluk tuh bilang-bilang? Kaget tau !” bentak Liana.
“Yaudah, aku pengen peluk kamu.” Bayu mengedipkan mata kirinya ke Liana.
Bayu kembali memeluk Liana. Tapi, kali ini dari depan. Bayu memeluk erat Liana sambil berkata “Peluk balik dong ”. Liana tersenyum mendengar bisikan Bayu. Akhirnya, Liana membalas pelukan Bayu meskipun nggak seerat Bayu memeluk Liana. Turis yang memotret adegan mesra itu senyum-senyum sendiri melihat kemesraan antara Bayu dan Liana. Belum lagi pakaian mereka dari atas sampe bawah semua sama. Kamera pun kembar. ASTAGA !
“Kita balik yuk, Bay. Udah siang nih, kita harus ke Pantai Lovina.”
“Oh ya? Gue bakalan rindu banget sama Batur. Soalnya disini gue dapet pelukan.”
“Halahhh.. lebay loe. Yuk !”
Sebelum kembali, Bayu mengambil kameranya dari turis yang dimintai bantuannya tadi. Bayu sempat berbincang sebentar dengan sang turis.
“Thank you very much miss.”
“Okay, Can I ask you a question? Is she your girlfriend?”
“Mmmm.. Yes.”
“Longlast.. ”
Bayu dan Liana meneruskan perjalanan mereka menuju Pantai Lovina, Buleleng. Pantai ini nggak kalah menarik dari Pantai Kuta. Kira-kira butuh waktu 5 jam perjalanan untuk sampai di Lovina. Dalam perjalanan, Liana tertidur pulas mungkin ia sangat kelelahan. Akhirnya, mereka sampai juga di Pantai Lovina. Liana terbangun dan mendapati Bayu sudah tak disampingnya lagi. “Kemana Bayu?” batin Liana dalam hati. Liana turun dari bus sambil merapikan rambutnya yang agak kusut. Dipandangnya ke segala penjuru arah di parkiran. Tapi, ia tak mampu menemukan sosok Bayu. Liana pergi ke Pantai bersama turis lainnya. Banyak pedagang yang sudah berjaga-jaga di pintu masuk Pantai. Begitu sampai di Pantai, Liana melihat Bayu duduk bersama seorang wanita. Bayu berbincang-bincang dengan wanita itu. Wanita itu sok akrab banget sama Bayu. Sok kenal pula, Liana kan jadi jelous gitu liatnya. Liana mendekati Bayu dan wanita itu.
“Jadi loe disini...” hardik Liana.
“Eh sorry, gue nggak ngabarin loe.” Sahut Bayu.
“Siapa nih Bay ? WOW !! Pacar barumu ya? Nggak nyangka se-ndeso ini.”
“Eh, loe jadi cewek pernah disekolahin nggak? Gue ogah banget pacaran sama dia.”
Liana ngerasa kesel banget sama tu cewek. Dia paling nggak suka penampilannya di komen kayak gitu.
“Jelas pernah dong, gue satu SMA sama Bayu. Dan asal loe tau ya.. gue tu mantannya Bayu. Gue sebenernya masih yakin sih, kalo Bayu masih ada rasa ke gue.”
“Trus ?? Penting buat gue tau ?? Brengsek !”
Saking kesalnya, Liana berlari ke sebuah meja yang terletak di pesisir Pantai Lovina. Duduk termenung dengan muka ditekuk. Bayu berjalan menghampiri Liana dan duduk disampingnya. Bayu membelai lembut rambut lurus Liana. Mata Bayu sepenuhnya hanya memandang Liana.
“Dia Rasti.. Mantan gue pas SMA. Gue cowok playboy dulu, playboy banget. Gue selalu mutusin cewek dengan kejam. Tapi nembak mereka dengan sangat romantis. Rasti satu-satunya cewek yang berani mutusin gue. Hahaha... dia selingkuh sama sahabat gue. Sejak saat itu, gue yakin. Ini karma dari tuhan. Gue berharap Tuhan nggak menghukum gue selamanya. Gue masih ingin mendapatkan cewek yang bener-bener sayang gue.”
Liana memandang Bayu, melihat kesedihan yang berusaha disembunyikannya. Liana tau Bayu sangat terluka. Liana mengambil tangan Bayu, menggenggamnya erat. Liana menyandarkan kepalanya ke bahu Bayu. Bayu sedikit kaget, namun akhirnya Bayu juga tersenyum.
“Gue tau loe baik, Bay. Meskipun gue nggak tau kenapa gue bisa yakin banget loe tu baik. Kenal loe aja baru 2 hari yang lalu. Emang singkat banget, tapi untuk menjadi teman nggak perlu waktu lama. Kita keliling yuk, ?” ajak Liana menghibur Bayu.
Bayu menarik tangan Liana dan mengajaknya berlari di sepanjang bibir pantai. Sebelumnya, mereka telah melepas sepatu mereka. Ombak di Lovina nggak kalah menarik dari ombak di Kuta. Bedanya, di Lovina keadaan pantainya masih alami banget. Ketika sedang asyik berlari, Liana tak sengaja menyandung sebuah kerikil. Liana mengambil kerikil itu dan melihat bentuk kerikil itu mirip huruf “L”. Bayu mendekati Liana, “liatin apaan sih? Keren tuh kerikil cari lagi yuk? Kita nyarinya mencar aja.” Liana mengangguk dan mereka berpisah, Liana menuju ke arah timur, sedangkan Bayu ke barat. Setelah kurang lebih 30 menit, Liana mengeluarkan ponselnya dan menelepon Bayu. Mereka berkumpul di meja tadi.
“Gue nemu huruf “L” sama “I” lhoo..” seru Liana.
“Gue dapet huruf “B” sama “A” nih..” sahut Bayu.
“Eh, ntar dulu. Coba kita gabungin, ‘B’ ‘A’ ‘L’ ‘I’. Sumpah, kece banget !!”
“BALI !!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Teriak Liana kencang.
Kerikil di Lovina emang kece-kece. Liana dan Bayu larut dalam kebahagiaan mereka. Dari kejauhan, Rasti memandangi mereka. Rasti sedikit iri melihat Bayu dan Liana. Mereka sangat kompak. Sebelum meninggalkan Lovina, rombongan sempat makan terlebih dahulu. Sebelum pulang, karena keasikan mengumpulkan kerikil, Bayu dan Liana lupa untuk mengabadikan moment di Lovina. Mereka menyempatkan untuk berpose di dekat patung lumba-lumba yang merupakan icon Pantai Lovina. Hari sudah semakin sore, bus dengan cepat meluncur ke daerah Bedugul. Di sana ada Danau Beratan dan Kebun Raya. Rencananya rombongan akan makan malam di Kebun Raya. Menikmati pemandangan malam daerah pegunungan nan hijau. Pukul 7 malam, mereka tiba di Kebun Raya. Gemerlap lampu taman sangat cantik, Liana sangat suka dengan pemandangan disana. Rombongan berpencar, melihat-lihat areal kebun raya. Liana dan Bayu sibuk memotret pemandangan disana. Mereka nggak mau kehilangan kesempatan emas buat motret. Hasil jepretan mereka keren-keren lho.
“Na, kita ke taman sebelah sana yuk. Rumput hijaunya yang dihiasi kelap-kelip bintang di angkasa, keren. Tidur di sana seru juga tuh.”
“Gue setuju, yokkkk cepet !!”
Mereka guling-guling nggak jelas di permadani hijau itu. Jutaan bintang menemani keceriaan mereka malam itu. Bayu tidur di sebelah Liana, mereka memandangi langit indah itu. Salah seorang pemandu wisata disana menawarkan mereka sebuah teleskop untuk melihat bintang. Liana dan Bayu menyewa teleskop itu dan mereka melihat bintang bersama-sama. Tak disangka, dari jarak dekat mereka melihat sebuah bintang jatuh dari angkasa. Bayu dan Liana langsung memejamkan mata mereka dan membuat sebuah keinginan.
“Apa keinginan loe?” tanya Bayu pada Liana.
“Gue pengen belajar ke Australia. Gue pengen kuliah disana. Terus keinginan loe?”
“Rahasia dong, yang jelas loe pasti bakalan tau.”
Liana sebenernya penasaran banget sama permohonan Bayu. Tapi, dia berusaha menutupinya. Sampai sudah larut malam, Liana tertidur di taman itu. Bayu sudah berusaha membangunkannya tapi Liana tak bergerak sedikitpun. Tidurnya sangat nyenyak, Bayu tak punya pilihan lain. Sebelum mereka ketinggalan bus, Bayu menggendong Liana dan membawanya ke bus. Perjalanan ke Kuta kurang lebih 2 jam. Mungkin, mereka akan sampai sekitar pukul 12 malam. Bayu nggak mungkin membawa Liana ke panti. Bayu pun membawa Liana ke hotel.
--5--
“BAYU !!!! Ngapain gue bisa tidur di kamar loe hah??”
“Bisa kecilin dikit nggak ngomongnya? Orang disebelah bisa ngira gue ngapa-ngapain loe tau !”
“Awas loe kalo ngapa-ngapain gue !”
“Eh, udah untung gue bawa loe kesini. Daripada gue tinggal di kebun raya. Mau loe? Lagian, loe tidur nyenyak buaaangettt !”
“Masa ?? wkwkwk, thanks.”
Pagi itu, 31 Desember 2013. Banyak orang yang memadati Kuta Resort Hotel untuk menginap. Kunjungan wisatawan meningkat, banyak wisatawan yang ingin merayakan malam pergantian tahun di Kuta. Kembang api dijamin memenuhi jagat angkasa malam nanti. Liana dan Bayu keluar dari hotel dan berencana untuk pergi ke panti. Liana pasti kena marah Bu Ketut. Sesampainya mereka di panti..
“Kamu ini darimana saja gek? Ibu khawatir.”
“Maaf buk, Dayu sampai di Kuta sudah larut malam. Dayu nginep di hotel buk.”
Bu Ketut melirik sebentar ke arah Bayu. Beliau sangat heran, tumben Liana mengajak teman laki-laki.
“Saya Bayu, buk. Saya dari Jakarta.”
“Nak Bayu, ikut saya sebentar.” Pinta bu ketut.
Liana heran, mengapa Bu Ketut ingin berbicara berdua dengan Bayu. Tapi, Liana tak dapat menebak apa yang mungkin mereka bicarakan.
“Saya bisa menebak bahwa kamu menyayangi Dayu, saya juga yakin kalian saling memiliki perasaan. Saya minta kamu jaga dia baik-baik. Dia gadis yang baik, akhir- akhir ini dia seperti mulai menemukan semangat hidupnya. Dan saya yakin itu karna kamu.” Jelas Bu Ketut.
“Baik bu. Saya akan menjaga Dayu dengan amat sangat baik.” Bayu tersenyum.
Mereka keluar dari panti. Liana tak henti-hentinya menanyakan apa yang Bayu dan Bu Ketut bicarakan tadi. Tapi, Bayu malah menggoda Liana.
“Ada yang mulai menemukan semangat hidupnya nih??? Berkat siapa yah??”
“Loe ngomong apaan sih?? Bilang nggak? Kalo gitu gue pergi aja !!!”
Bayu meletakkan kedua tangannya dibahu Liana. Bayu menarik Liana hingga jarak antara Bayu dan Liana kurang dari 10 cm. OMG !
“Gue nggak akan biarin loe pergi gitu aja karna gue sayang sama loe.”
“Terus gue harus bilang WOW gitu ??”
Liana pergi meninggalkan Bayu, Bayu tertawa kecil melihat tingkah Liana yang sok marah padahal seneng. Wkwkwk.. Ponsel Bayu berdering. Dilihatnya ada pesan masuk. Bayu membuka pesan itu dan membacanya :
“Bayu, besok segera pulang ke Jakarta. Keberangkatanmu ke Seoul dimajukan menjadi tanggal 2 Januari 2014. Miss u, Mama.”
“What ? 2 januari ? Buset !!”
“Kok bisa sama gini? Kayak couple aja.” Seru Liana.
“Tenang aja, bentar lagi juga couple.” Sahut Bayu santai.
“Eh… OPLO !!”
Liana jengkel dan hendak memukul Bayu. Namun Bayu dengan cekatan berlari ke lobi hotel. Mereka pergi ke restaurant untuk breakfast. Restaurant ini terletak di pesisir Pantai Kuta. Banyak turis asing yang juga sedang menikmati hidangan. Bayu dan Liana sesekali menyapa para turis. Bayu menggunakan bahasa Korea berbincang dengan salah seorang turis. Liana tak mau kalah, ia juga berbincang-bincang dengan salah satu turis Australia dengan bahasa inggris. Setelah selesai menikmati makanan, Bayu mengeluarkan sesuatu dari ranselnya.
“Ini buat gantiin yang kemaren.” Sambil menyodorkan sebuah kamera.
“Gue bukan cewek materialistis. Gue bakalan usaha kok buat beli sendiri. Jadi, gue nggak perlu belas kasihan loe.”
“Oh ya udah, yakin nih nggak mau?? Padahal gue mau ngajak loe hunting foto bareng.”
“Ke mana?”
Bayu memperlihatkan dua buah tiket perjalanan wisata keliling Bali yang dipesannya kemarin. Pantas saja Bayu memberikan Liana kamera. Semenjak menelpon papanya di Jakarta, Bayu mendapat kirimin uang 100 juta. BUSET !! liana setuju dengan rencana Bayu karena ia udah lama nggak motret. Tapi, sebelum mereka berangkat untuk berwisata, mereka pergi ke panti asuhan untuk meminta izin. Liana pergi ke kamar Bu Ketut, sedangkan Bayu menunggu di taman dekat panti asuhan.
“Om swastiastu buk. Liana mohon maaf soalnya Liana nggak pulang kemarin. Liana sekarang punya teman yang meminta Liana untuk mengantarnya berwisata keliling Bali.”
“Iya gek. Hati-hati di jalan, ingat jangan pulang malam.”
Setelah mendapat persetujuan Bu Ketut, Liana keluar panti dengan semangat. Bayu sudah menunggunya di taman. Bayu dan Liana segera pergi untuk berwisata. Hari itu tepat tanggal 30 Desember 2013. Liana dan Bayu akan berwisata ke Danau Batur, Pantai Lovina dan Kawasan Dataran Tinggi Bedugul. Perjalanan dimulai pada pukul 10 pagi. Tujuan pertama adalah Danau Batur. Sebuah danau yang terletak di kabupaten Bangli. Bus pariwisata meluncur dengan cepat ke Danau Batur. Di tengah perjalanan, Bayu dan Liana tak henti-hentinya bergurau dan bercanda. Mereka sangat akrab atau mungkin mereka sudah saling ada perasaan? Entahlah.
“Nyanyi dong Na… Gue main gitar.” Pinta Bayu.
“Jadi loe jago main gitar juga. Cucok dehh..”
“Ya dong, gue jamin you’ve fallen for me.”
“Idihhh GR nya ! Nyanyi lagunya ungu yang saat bahagiaku aja.”
Alunan gitar mengiringi perjalanan wisata mereka. Suara Liana ternyata sangat merdu begitu juga Bayu. Permainan gitar Bayu sangat indah. Bayu memiliki banyak kelebihan dan setiap kelebihan yang dimiliki Bayu sangat disukai Liana.
Saat bahagiaku duduk berdua denganmu
Hanyalah bersamamu
Mungkin aku terlanjur tak sanggup jauh dari dirimu
Ku ingin engkau slalu….
Reff:‘tuk jadi milikku
Ku ingin engkau mampu
Ku ingin engkau selalu bisa
Temani diriku sampai akhir hayatmu
Meskipun itu hanya terucap
Dari mulutmu uuu…
Dari dirimu yang terlanjur mampu
Bahagiakan aku hingga ujung waktuku
Selalu…
Setelah melalui perjalanan kurang lebih 3 jam, Bayu dan Liana beserta rombongan lain turun dari bus. Udara saat itu sangat dingin, sementara Liana dan Bayu tidak membawa jaket. Liana sangat kedinginan. Betapa tidak? Biasanya Liana bekerja di hawa panas pantai Kuta sekarang ia harus beradaptasi dengan hawa dingin di daerah Batur. Liana menggosok-gosok tangannya untuk mendapat sedikit hawa hangat. Bayu yang tau akan hal itu tentu tidak tinggal diam. Ia pergi berlari ke sebuah warung untuk membeli pakaian hangat. Lagi-lagi COUPLE !! Jaket berwarna biru muda dengan tulisan “BATUR” melekat di badan Liana dan Bayu. Liana tak dapat mengelak untuk tak memakainya sebab ia sudah sangat kedinginan.
“Bay.. kita kesana yuk ? Ke kaldera Gunung Batur.”
“IDE BAGUS !! Yukk..”
Mereka turun melewati jembatan ke kaldera gunung Batur. Danau Batur terbentang luas di depan mereka. Bayu menggenggam erat tangan Liana, Liana tak menyadari hal itu saking terpesonanya dia dengan keindahan alam Batur. Bayu mengeluarkan kameranya dari ransel. Liana berlari menuju ke tepi danau, Liana berputar-putar sembari membentangkan tangannya merasakan hawa sejuk dan tenang disana. Selama itu juga Bayu memotret Liana yang sedang bergembira. Bayu tersenyum kecil, melihat beberapa pose Liana yang lucu. Bayu melirik ke sekeliling, ditatapnya dalam-dalam pemandangan disana. Kini Bayu mulai mengerti, betapa indahnya Bali. Bukan hanya sekedar Pantai Kuta, tapi lebih dari itu. Liana tidak sengaja melirik ke arah Bayu, dilihatnya Bayu sedang memotret pemandangan danau. Liana pun mengeluarkan kameranya dan memotret Bayu yang sedang memotret. Hahaha... Lucu juga ya? Motret orang yang lagi motret. Liana menyukai style Bayu. Bayu keren, tinggi, senyumnya yang manis, juga sikapnya yang sangat perhatian membuat Liana betah menemani Bayu.
“Hello miss, Can you help me to take some picture?”
“Of course, don’t worry.”
“I want to take some picture with that girl. Can I ?”
Bayu meminta salah seorang turis untuk memotretnya secara diam-diam bersama Liana. Bayu berlari mendekati Liana yang sedang mengutak atik kamera barunya. Bayu memeluk Liana dari belakang. Liana sangat terkejut dan pose mereka telah diabadikan dalam kamera Bayu. Oh.. so sweettt !!! Liana kesal dan marah-marah ke Bayu.
“Bisa nggak kalo mau meluk tuh bilang-bilang? Kaget tau !” bentak Liana.
“Yaudah, aku pengen peluk kamu.” Bayu mengedipkan mata kirinya ke Liana.
Bayu kembali memeluk Liana. Tapi, kali ini dari depan. Bayu memeluk erat Liana sambil berkata “Peluk balik dong ”. Liana tersenyum mendengar bisikan Bayu. Akhirnya, Liana membalas pelukan Bayu meskipun nggak seerat Bayu memeluk Liana. Turis yang memotret adegan mesra itu senyum-senyum sendiri melihat kemesraan antara Bayu dan Liana. Belum lagi pakaian mereka dari atas sampe bawah semua sama. Kamera pun kembar. ASTAGA !
“Kita balik yuk, Bay. Udah siang nih, kita harus ke Pantai Lovina.”
“Oh ya? Gue bakalan rindu banget sama Batur. Soalnya disini gue dapet pelukan.”
“Halahhh.. lebay loe. Yuk !”
Sebelum kembali, Bayu mengambil kameranya dari turis yang dimintai bantuannya tadi. Bayu sempat berbincang sebentar dengan sang turis.
“Thank you very much miss.”
“Okay, Can I ask you a question? Is she your girlfriend?”
“Mmmm.. Yes.”
“Longlast.. ”
Bayu dan Liana meneruskan perjalanan mereka menuju Pantai Lovina, Buleleng. Pantai ini nggak kalah menarik dari Pantai Kuta. Kira-kira butuh waktu 5 jam perjalanan untuk sampai di Lovina. Dalam perjalanan, Liana tertidur pulas mungkin ia sangat kelelahan. Akhirnya, mereka sampai juga di Pantai Lovina. Liana terbangun dan mendapati Bayu sudah tak disampingnya lagi. “Kemana Bayu?” batin Liana dalam hati. Liana turun dari bus sambil merapikan rambutnya yang agak kusut. Dipandangnya ke segala penjuru arah di parkiran. Tapi, ia tak mampu menemukan sosok Bayu. Liana pergi ke Pantai bersama turis lainnya. Banyak pedagang yang sudah berjaga-jaga di pintu masuk Pantai. Begitu sampai di Pantai, Liana melihat Bayu duduk bersama seorang wanita. Bayu berbincang-bincang dengan wanita itu. Wanita itu sok akrab banget sama Bayu. Sok kenal pula, Liana kan jadi jelous gitu liatnya. Liana mendekati Bayu dan wanita itu.
“Jadi loe disini...” hardik Liana.
“Eh sorry, gue nggak ngabarin loe.” Sahut Bayu.
“Siapa nih Bay ? WOW !! Pacar barumu ya? Nggak nyangka se-ndeso ini.”
“Eh, loe jadi cewek pernah disekolahin nggak? Gue ogah banget pacaran sama dia.”
Liana ngerasa kesel banget sama tu cewek. Dia paling nggak suka penampilannya di komen kayak gitu.
“Jelas pernah dong, gue satu SMA sama Bayu. Dan asal loe tau ya.. gue tu mantannya Bayu. Gue sebenernya masih yakin sih, kalo Bayu masih ada rasa ke gue.”
“Trus ?? Penting buat gue tau ?? Brengsek !”
Saking kesalnya, Liana berlari ke sebuah meja yang terletak di pesisir Pantai Lovina. Duduk termenung dengan muka ditekuk. Bayu berjalan menghampiri Liana dan duduk disampingnya. Bayu membelai lembut rambut lurus Liana. Mata Bayu sepenuhnya hanya memandang Liana.
“Dia Rasti.. Mantan gue pas SMA. Gue cowok playboy dulu, playboy banget. Gue selalu mutusin cewek dengan kejam. Tapi nembak mereka dengan sangat romantis. Rasti satu-satunya cewek yang berani mutusin gue. Hahaha... dia selingkuh sama sahabat gue. Sejak saat itu, gue yakin. Ini karma dari tuhan. Gue berharap Tuhan nggak menghukum gue selamanya. Gue masih ingin mendapatkan cewek yang bener-bener sayang gue.”
Liana memandang Bayu, melihat kesedihan yang berusaha disembunyikannya. Liana tau Bayu sangat terluka. Liana mengambil tangan Bayu, menggenggamnya erat. Liana menyandarkan kepalanya ke bahu Bayu. Bayu sedikit kaget, namun akhirnya Bayu juga tersenyum.
“Gue tau loe baik, Bay. Meskipun gue nggak tau kenapa gue bisa yakin banget loe tu baik. Kenal loe aja baru 2 hari yang lalu. Emang singkat banget, tapi untuk menjadi teman nggak perlu waktu lama. Kita keliling yuk, ?” ajak Liana menghibur Bayu.
Bayu menarik tangan Liana dan mengajaknya berlari di sepanjang bibir pantai. Sebelumnya, mereka telah melepas sepatu mereka. Ombak di Lovina nggak kalah menarik dari ombak di Kuta. Bedanya, di Lovina keadaan pantainya masih alami banget. Ketika sedang asyik berlari, Liana tak sengaja menyandung sebuah kerikil. Liana mengambil kerikil itu dan melihat bentuk kerikil itu mirip huruf “L”. Bayu mendekati Liana, “liatin apaan sih? Keren tuh kerikil cari lagi yuk? Kita nyarinya mencar aja.” Liana mengangguk dan mereka berpisah, Liana menuju ke arah timur, sedangkan Bayu ke barat. Setelah kurang lebih 30 menit, Liana mengeluarkan ponselnya dan menelepon Bayu. Mereka berkumpul di meja tadi.
“Gue nemu huruf “L” sama “I” lhoo..” seru Liana.
“Gue dapet huruf “B” sama “A” nih..” sahut Bayu.
“Eh, ntar dulu. Coba kita gabungin, ‘B’ ‘A’ ‘L’ ‘I’. Sumpah, kece banget !!”
“BALI !!!!!!!!!!!!!!!!!!!” Teriak Liana kencang.
Kerikil di Lovina emang kece-kece. Liana dan Bayu larut dalam kebahagiaan mereka. Dari kejauhan, Rasti memandangi mereka. Rasti sedikit iri melihat Bayu dan Liana. Mereka sangat kompak. Sebelum meninggalkan Lovina, rombongan sempat makan terlebih dahulu. Sebelum pulang, karena keasikan mengumpulkan kerikil, Bayu dan Liana lupa untuk mengabadikan moment di Lovina. Mereka menyempatkan untuk berpose di dekat patung lumba-lumba yang merupakan icon Pantai Lovina. Hari sudah semakin sore, bus dengan cepat meluncur ke daerah Bedugul. Di sana ada Danau Beratan dan Kebun Raya. Rencananya rombongan akan makan malam di Kebun Raya. Menikmati pemandangan malam daerah pegunungan nan hijau. Pukul 7 malam, mereka tiba di Kebun Raya. Gemerlap lampu taman sangat cantik, Liana sangat suka dengan pemandangan disana. Rombongan berpencar, melihat-lihat areal kebun raya. Liana dan Bayu sibuk memotret pemandangan disana. Mereka nggak mau kehilangan kesempatan emas buat motret. Hasil jepretan mereka keren-keren lho.
“Na, kita ke taman sebelah sana yuk. Rumput hijaunya yang dihiasi kelap-kelip bintang di angkasa, keren. Tidur di sana seru juga tuh.”
“Gue setuju, yokkkk cepet !!”
Mereka guling-guling nggak jelas di permadani hijau itu. Jutaan bintang menemani keceriaan mereka malam itu. Bayu tidur di sebelah Liana, mereka memandangi langit indah itu. Salah seorang pemandu wisata disana menawarkan mereka sebuah teleskop untuk melihat bintang. Liana dan Bayu menyewa teleskop itu dan mereka melihat bintang bersama-sama. Tak disangka, dari jarak dekat mereka melihat sebuah bintang jatuh dari angkasa. Bayu dan Liana langsung memejamkan mata mereka dan membuat sebuah keinginan.
“Apa keinginan loe?” tanya Bayu pada Liana.
“Gue pengen belajar ke Australia. Gue pengen kuliah disana. Terus keinginan loe?”
“Rahasia dong, yang jelas loe pasti bakalan tau.”
Liana sebenernya penasaran banget sama permohonan Bayu. Tapi, dia berusaha menutupinya. Sampai sudah larut malam, Liana tertidur di taman itu. Bayu sudah berusaha membangunkannya tapi Liana tak bergerak sedikitpun. Tidurnya sangat nyenyak, Bayu tak punya pilihan lain. Sebelum mereka ketinggalan bus, Bayu menggendong Liana dan membawanya ke bus. Perjalanan ke Kuta kurang lebih 2 jam. Mungkin, mereka akan sampai sekitar pukul 12 malam. Bayu nggak mungkin membawa Liana ke panti. Bayu pun membawa Liana ke hotel.
--5--
“BAYU !!!! Ngapain gue bisa tidur di kamar loe hah??”
“Bisa kecilin dikit nggak ngomongnya? Orang disebelah bisa ngira gue ngapa-ngapain loe tau !”
“Awas loe kalo ngapa-ngapain gue !”
“Eh, udah untung gue bawa loe kesini. Daripada gue tinggal di kebun raya. Mau loe? Lagian, loe tidur nyenyak buaaangettt !”
“Masa ?? wkwkwk, thanks.”
Pagi itu, 31 Desember 2013. Banyak orang yang memadati Kuta Resort Hotel untuk menginap. Kunjungan wisatawan meningkat, banyak wisatawan yang ingin merayakan malam pergantian tahun di Kuta. Kembang api dijamin memenuhi jagat angkasa malam nanti. Liana dan Bayu keluar dari hotel dan berencana untuk pergi ke panti. Liana pasti kena marah Bu Ketut. Sesampainya mereka di panti..
“Kamu ini darimana saja gek? Ibu khawatir.”
“Maaf buk, Dayu sampai di Kuta sudah larut malam. Dayu nginep di hotel buk.”
Bu Ketut melirik sebentar ke arah Bayu. Beliau sangat heran, tumben Liana mengajak teman laki-laki.
“Saya Bayu, buk. Saya dari Jakarta.”
“Nak Bayu, ikut saya sebentar.” Pinta bu ketut.
Liana heran, mengapa Bu Ketut ingin berbicara berdua dengan Bayu. Tapi, Liana tak dapat menebak apa yang mungkin mereka bicarakan.
“Saya bisa menebak bahwa kamu menyayangi Dayu, saya juga yakin kalian saling memiliki perasaan. Saya minta kamu jaga dia baik-baik. Dia gadis yang baik, akhir- akhir ini dia seperti mulai menemukan semangat hidupnya. Dan saya yakin itu karna kamu.” Jelas Bu Ketut.
“Baik bu. Saya akan menjaga Dayu dengan amat sangat baik.” Bayu tersenyum.
Mereka keluar dari panti. Liana tak henti-hentinya menanyakan apa yang Bayu dan Bu Ketut bicarakan tadi. Tapi, Bayu malah menggoda Liana.
“Ada yang mulai menemukan semangat hidupnya nih??? Berkat siapa yah??”
“Loe ngomong apaan sih?? Bilang nggak? Kalo gitu gue pergi aja !!!”
Bayu meletakkan kedua tangannya dibahu Liana. Bayu menarik Liana hingga jarak antara Bayu dan Liana kurang dari 10 cm. OMG !
“Gue nggak akan biarin loe pergi gitu aja karna gue sayang sama loe.”
“Terus gue harus bilang WOW gitu ??”
Liana pergi meninggalkan Bayu, Bayu tertawa kecil melihat tingkah Liana yang sok marah padahal seneng. Wkwkwk.. Ponsel Bayu berdering. Dilihatnya ada pesan masuk. Bayu membuka pesan itu dan membacanya :
“Bayu, besok segera pulang ke Jakarta. Keberangkatanmu ke Seoul dimajukan menjadi tanggal 2 Januari 2014. Miss u, Mama.”
“What ? 2 januari ? Buset !!”
Bayu sejak SMA memang sangat ingin menempuh pendidikan di Seoul. Bayu pun sangat fasih berbahasa korea. Sekarang, Bayu sudah memiliki gelar sarjana hukum Universitas Indonesia. bayu ingin melanjutkan studi S2 nya di Seoul. Bayu harus segera balik ke Jakarta. Tapi, bagaimana dengan Liana???? Bayu susah payah mencari keberadaan Liana, kemudian Bayu berfikir untuk mencarinya ke gazebo kecil di atas tebing. Begitu sampai disana, Bayu melihat Liana duduk di pinggir tebing sambil berbicara sendiri. Bayu yang penasaran akan apa yang dibicarakan Liana sengaja mengendap-endap agar langkah kakinya tak terdengar oleh Liana.
“Bentar lagi, umur gue 21 tahun. Udah 12 tahun orang tua gue pergi. Mungkin nggak ya ada yang special di ultah gue?”
“Jadi, loe ultah 1 januari juga??” celetuk Bayu.
“Bayu ! Dasar ni anak, muncul aja. Yoii, gue ultah 1 januari. Emang kenapa?”
“Tuhan emang hebat. Menciptakan kita di hari yang sama.”
“Jadi maksud loe, loe juga ultah 1 Januari ??”
“Yup ! Gue lahir di Bali tepat pukul 01.00 tanggal 1 Januari 1993.”
“Buset dah, gue lahir jam 02.00 tanggal 1 Januari 1993.”
“HAHAHAHAHAHA....”
Liana dan Bayu tertawa terbahak-bahak saking nggak nyangkanya. Bayu 1 jam lebih tua dari Liana. Setiap malam pergantian tahun, Liana dan Bayu juga merayakan malam penambahan umur. Mereka sangat unik dan memiliki berbagai kesamaan. Hari semakin siang, Bayu mengajak Liana untuk pergi dinner nanti malam. Liana awalnya menolak ajakan Bayu, tapi akhirnya Liana menerima juga. Siang itu, Bayu mengajak Liana ke Mall.
“Ngapain kesini??” tanya Liana.
“Belanja lah.. masak mandi di sini?? Pertanyaannya yang logis dong gek.”
“Iyuh, yaya Bos. Gue ngikut loe aja.”
“Nah, gitu dong. Turun yuk.”
Mereka masuk ke salah satu Mall di daerah Kuta. Bayu menggandeng tangan Liana. Mereka pergi ke lantai dua. Di dalam lift, mereka bertemu seorang pria. Tampaknya pria itu kenal dengan Bayu.
“Bayu, makin ganteng aje loe. Apa kabar bro ? dari kapan di Bali?”
“Kira-kira 3 hari yang lalu lah.. Gue sehat.” Sahut Bayu.
“Gebetan loe nih?” pria itu melirik Liana.
“Kenalin dong, namanya Liana.”
Liana menatap Bayu sinis. Liana pura-pura tersenyum di depan pria itu. Ketika pria itu telah pergi, Liana memukul Bayu.
“GR bener loe. Emang gue gebetan loe? Ihh !”
“Kalo loe nggak suka, harusnya daritadi loe ngomong langsung. Kenapa malah diem?”
Liana yang salah tingkah memilih pergi dari hadapan Bayu. Mukanya memerah menahan malu. Ada perasaan senang terselip dihatinya, entah itu yang disebut CINTA. Semua belum jelas, Liana masih belum yakin dengan perasaannya sendiri. Bayu memaksa Liana untuk masuk ke salon. Liana menentang keinginan Bayu. Bayu akhirnya masang wajah sok sedih dan kecewa. Ternyata, trik itu ampuh untuk meluluhkan hati Liana. Liana akhirnya mau diajak ke salon. Selagi Liana nyalon, Bayu pergi ke koleksi pakaian wanita. Bayu memilih satu baju berwarna merah muda. Kemudian, Bayu juga pergi ke toko perhiasan emas. Bukan buat beli emas ya guys... Liat aja nanti apa yang bakal diperbuat Bayu.
“Permisi tuan, mbak nya sudah selesai.” Kata pelayan salon itu.
“Oke, suruh dia keluar mbak.”
Liana keluar dari balik pintu salon. Style Liana cukup berubah, rambutnya kini hanya menutupi ½ punggungnya. Rambut lurusnya juga telah berubah menjadi sedikit bergelombang. Liana tersenyum ke arah Bayu. Bayu tak berkedip, melihat seseorang di depannya. Dalam hati Bayu berkata “Coba gue ketemu Liana dari dulu, cantik banget cewek ini.” Liana berlari ke arah Bayu dan memeluknya.
“Bayu makasi..”
Cie...cie..ciee so to the sweet. SO SWEET !! Dengan cepat Bayu membalas balik pelukan hangat Liana. Tangan Liana melingkar erat di pinggang Bayu. Sementara Bayu membelai lembut rambut indah Liana. Sekarang, waktunya Bayu untuk nyalon. Liana membawa sedikit uang tabungannya saat itu. Dia mempergunakan waktunya untuk pergi ke koleksi pakaian pria. Liana membeli sebuah baju berwarna hitam. Kemudian, dia bergegas menuju toko perhiasan emas. Lagi-lagi bukan untuk membeli perhiasan. Ckckckckck... ngapain sih mereka???
Setelah selesai, Bayu keluar dari Salon. Bayu kece abis, penampilannya mirip vokalis band. Liana dijamin terpesona deh. Mereka keluar bersama-sama dari mal. Liana tak ikut Bayu ke Hotel, karena dia harus pulang ke panti. Bayu pun ingin mempersiapkan sesuatu untuk nanti malam.
“Liana, nanti jam 8 malam gue jemput loe di panti. Okay?”
“Sip deh. Ini buat loe, inget nanti malem pake yooo...” seru Liana sambil tersenyum.
“Ini juga buat loe, jangan lupa buat make nanti malem.” Celetuk Bayu.
“Kok pikiran kita bisa sama sih?” sahut Liana.
Liana menerima pemberian Bayu. Begitu Bayu berlalu, Liana membuka kado itu. Isinya adalah sebuah baju berwarna merah muda. Liana sangat menyukai baju itu. Modelnya biasa aja, tapi karna itu Bayu yang beli makanya dia suka banget. Begitu sampai di panti, Liana langsung bertemu Bu Ketut. Bu ketut berbicara sesuatu pada Liana tentang Bayu.
“Ibu bisa merasakan aroma cinta diantara kalian. Ibu akan sangat senang, jika kamu bisa bersama Bayu, gek.”
“Ibu apaan sih ?? Kita Cuma teman.”
Baca Sambungannya :
“Bentar lagi, umur gue 21 tahun. Udah 12 tahun orang tua gue pergi. Mungkin nggak ya ada yang special di ultah gue?”
“Jadi, loe ultah 1 januari juga??” celetuk Bayu.
“Bayu ! Dasar ni anak, muncul aja. Yoii, gue ultah 1 januari. Emang kenapa?”
“Tuhan emang hebat. Menciptakan kita di hari yang sama.”
“Jadi maksud loe, loe juga ultah 1 Januari ??”
“Yup ! Gue lahir di Bali tepat pukul 01.00 tanggal 1 Januari 1993.”
“Buset dah, gue lahir jam 02.00 tanggal 1 Januari 1993.”
“HAHAHAHAHAHA....”
Liana dan Bayu tertawa terbahak-bahak saking nggak nyangkanya. Bayu 1 jam lebih tua dari Liana. Setiap malam pergantian tahun, Liana dan Bayu juga merayakan malam penambahan umur. Mereka sangat unik dan memiliki berbagai kesamaan. Hari semakin siang, Bayu mengajak Liana untuk pergi dinner nanti malam. Liana awalnya menolak ajakan Bayu, tapi akhirnya Liana menerima juga. Siang itu, Bayu mengajak Liana ke Mall.
“Ngapain kesini??” tanya Liana.
“Belanja lah.. masak mandi di sini?? Pertanyaannya yang logis dong gek.”
“Iyuh, yaya Bos. Gue ngikut loe aja.”
“Nah, gitu dong. Turun yuk.”
Mereka masuk ke salah satu Mall di daerah Kuta. Bayu menggandeng tangan Liana. Mereka pergi ke lantai dua. Di dalam lift, mereka bertemu seorang pria. Tampaknya pria itu kenal dengan Bayu.
“Bayu, makin ganteng aje loe. Apa kabar bro ? dari kapan di Bali?”
“Kira-kira 3 hari yang lalu lah.. Gue sehat.” Sahut Bayu.
“Gebetan loe nih?” pria itu melirik Liana.
“Kenalin dong, namanya Liana.”
Liana menatap Bayu sinis. Liana pura-pura tersenyum di depan pria itu. Ketika pria itu telah pergi, Liana memukul Bayu.
“GR bener loe. Emang gue gebetan loe? Ihh !”
“Kalo loe nggak suka, harusnya daritadi loe ngomong langsung. Kenapa malah diem?”
Liana yang salah tingkah memilih pergi dari hadapan Bayu. Mukanya memerah menahan malu. Ada perasaan senang terselip dihatinya, entah itu yang disebut CINTA. Semua belum jelas, Liana masih belum yakin dengan perasaannya sendiri. Bayu memaksa Liana untuk masuk ke salon. Liana menentang keinginan Bayu. Bayu akhirnya masang wajah sok sedih dan kecewa. Ternyata, trik itu ampuh untuk meluluhkan hati Liana. Liana akhirnya mau diajak ke salon. Selagi Liana nyalon, Bayu pergi ke koleksi pakaian wanita. Bayu memilih satu baju berwarna merah muda. Kemudian, Bayu juga pergi ke toko perhiasan emas. Bukan buat beli emas ya guys... Liat aja nanti apa yang bakal diperbuat Bayu.
“Permisi tuan, mbak nya sudah selesai.” Kata pelayan salon itu.
“Oke, suruh dia keluar mbak.”
Liana keluar dari balik pintu salon. Style Liana cukup berubah, rambutnya kini hanya menutupi ½ punggungnya. Rambut lurusnya juga telah berubah menjadi sedikit bergelombang. Liana tersenyum ke arah Bayu. Bayu tak berkedip, melihat seseorang di depannya. Dalam hati Bayu berkata “Coba gue ketemu Liana dari dulu, cantik banget cewek ini.” Liana berlari ke arah Bayu dan memeluknya.
“Bayu makasi..”
Cie...cie..ciee so to the sweet. SO SWEET !! Dengan cepat Bayu membalas balik pelukan hangat Liana. Tangan Liana melingkar erat di pinggang Bayu. Sementara Bayu membelai lembut rambut indah Liana. Sekarang, waktunya Bayu untuk nyalon. Liana membawa sedikit uang tabungannya saat itu. Dia mempergunakan waktunya untuk pergi ke koleksi pakaian pria. Liana membeli sebuah baju berwarna hitam. Kemudian, dia bergegas menuju toko perhiasan emas. Lagi-lagi bukan untuk membeli perhiasan. Ckckckckck... ngapain sih mereka???
Setelah selesai, Bayu keluar dari Salon. Bayu kece abis, penampilannya mirip vokalis band. Liana dijamin terpesona deh. Mereka keluar bersama-sama dari mal. Liana tak ikut Bayu ke Hotel, karena dia harus pulang ke panti. Bayu pun ingin mempersiapkan sesuatu untuk nanti malam.
“Liana, nanti jam 8 malam gue jemput loe di panti. Okay?”
“Sip deh. Ini buat loe, inget nanti malem pake yooo...” seru Liana sambil tersenyum.
“Ini juga buat loe, jangan lupa buat make nanti malem.” Celetuk Bayu.
“Kok pikiran kita bisa sama sih?” sahut Liana.
Liana menerima pemberian Bayu. Begitu Bayu berlalu, Liana membuka kado itu. Isinya adalah sebuah baju berwarna merah muda. Liana sangat menyukai baju itu. Modelnya biasa aja, tapi karna itu Bayu yang beli makanya dia suka banget. Begitu sampai di panti, Liana langsung bertemu Bu Ketut. Bu ketut berbicara sesuatu pada Liana tentang Bayu.
“Ibu bisa merasakan aroma cinta diantara kalian. Ibu akan sangat senang, jika kamu bisa bersama Bayu, gek.”
“Ibu apaan sih ?? Kita Cuma teman.”
Baca Sambungannya :
PROFIL PENULIS
Hello.. aku Ririn. aku dari Bali.Khusus untuk valentine tahun ni aku buat cerpen judulnya I MISS U, BALI.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar