Gunadarma

Gunadarma
Gunadarma

Kamis, 19 Juni 2014

cerpen 4


FORBIDDEN LOVE BAG. II
Cerpen 

Mischa tersenyum dan mengangguk.
“Udah hampir petang, Gue harus pulang.”Kata Mischa.
“Pulanglah… Apartment Lo dimana?”
“Di Losternike Apartment no.44, Lo?”
“Gue di Morlession Apartment no.12. Gue boleh berkunjung gak?”
“Boleh…”Kata Mischa sambil beranjak meninggalkan tempat itu.
Berhari-hari kemudian, mereka semakin dekat. Fiandra pun sering menjemput Mischa untuk berangkat kuliah bersama. Keduanya mempunyai perasaan yang sama, Cinta. Namun, mereka belum saling mengungkapkannya.

S K I P
Pagi itu, Mischa sedang menikmati Pizza di apartmentnya, tiba-tiba Fiandra datang.
“Mischa!! Ayo cepat!!”Kata Fiandra.
“Kemana? Duduklah dan makan sama Gue.”
“Gue gak lapar… Ayo!!”Fiandra menarik tangan Mischa dan mengajaknya ke sebuah tempat.

Sesampainya di sana, betapa terkejutnya Mischa melihat sebuah hasil graffiti yang berupa wajahnya.
“A…apa itu Gue?”Tanya Mischa.
“Ya… Bagus gak?”
Mischa mengangguk.
“Berdiri di sana…”Kata Fiandra menyuruh Mischa untuk berdiri di samping graffiti tersebut.

Mischa hanya menurut dan,
*ckreckk
“Hei! Gue belum siap!! Ulangi sekali lagi!”Pinta Mischa pada Fiandra untuk memotretnya sekali lagi.
*krekkkk
“Udah, lebih cantik yang di graffiti…”Kata Fiandra pelan.
“Benarkah?”
“Tenang, Lo seribu kali lebih cantik kok… hehe”
“Bisa aja!! Kesini! Kita harus punya foto berdua…”

Mereka pun berfoto ria. Fiandra tampak bahagia. Sudah lama sekali Fiandra tidak merasakan hal seperti ini.
“Mischa? Mau gak Lo jadi pacar Gue?”Kata itu tiba-tiba terlontar dari bibir Fiandra.

Mischa kaget karenanya dan langsung diam. Pipinya merah merona dan hatinya berdetak cepat.
“Mischa? Aishiteru…”Kata Fiandra lagi.
“Maaf, Gue gak bisa dra… Maafin Gue…”Jawab Mischa.
“Mm… Iya. Gak papa. Gu…Gue pulang duluan ya… Gue ada urusan. Makasih.”
Fiandra membalikkan badannya dan melangkah pergi dari tempat itu.

Namun Mischa menarik tangannya dan berkata,
“Ayolah!! Gue gak bisa nolak… Gue juga sayang sama Lo dra…”
“Lo serius? Lo nerima Gue? Sekarang kita jadian?”Tanya Fiandra.

Mischa mengangguk.
“Tapi… Lo janji gak bakal ninggalin Gue dan nerima Gue apa adanya?”Tanya Fiandra lagi.
“Iya sayang…”
“Walau Lo tau sisi terburuk dari Gue?”
“Menurut Gue, Lo gak ada sisi buruknya… Amazing Totally…”

Mereka pun berpelukan dan saling membisikkan kata-kata indah. Kemudian, mereka pergi jalan-jalan ke Bourdoun Restaurant. Di sana mereka memesan makanan khas dari berbagai Negara. Berbeda dengan Mischa yang memilih makanan Italia, Fiandra memilih makanan khas Indonesia. Ya, seporsi nasi goreng dan sate ayam pedas. Mereka makan-makan di sebuah meja putih dekat jendela restaurant.
“Makasih udah mau jadi pacar Gue…”Kata Fiandra mengawali pembicaraan.
“Sama-sama. Gue udah suka Lo sejak awal kita ketemu…”
“Benarkah?”
“Iya. Menurut Gue, sifat Lo itu lembut. Kayak cewek. Hehe”
“Apa Gue bersifat lembut kayak seorang cewek? Mungkin itu karena…”

Kata-kata Fiandra terpotong. Mischa yang menantikan kalimat selanjutnya, menjadi sangat penasaran.
“Karena apa?”Tanya Mischa.
“Karena… Karena Gue sayang sama Lo…”Jawab Fiandra.
“Terimakasih… Gue akan selalu sayang sama Lo, sampai kapanpun…”
Setelah semua hidangan habis, Fiandra mengantar Mischa ke apartmentnya.

Sesampainya di pintu apartment…
*cupppp
“Bye-Bye sayang…”Kata Fiandra yang sebelumnya mengecup kening Mischa.
“Iya. Hati-hati di jalan sayang…”Kata Mischa sambil mengusap kepala Fiandra yang tersenyum manis di depannya.

Fiandra pun meninggalkan Mischa dan Mischa masuk ke ruangannya.
“Hmmm… Soooo good day for me. Thanks God!!”Gumam Mischa.

Mischa pun meraih diary booknya dan menuliskan sesuatu di dalamnya,
“ Dua Puluh Delapan Agustus

Dear Diary,
Hari ini, hari jadian Gue sama Fiandra. Gue sayang banget sama dia, dan Gue akan selalu sayang dan jaga dia.
Gue suka sifatnya yang lemah lembut, terkadang, Gue ngerasa kayak bareng seorang cewek kalo lagi sama dia. Gak tau kenapa. Tapi apapun itu, Gue akan berusaha menerima dia apa adanya.
Terimakasih Tuhan, atas apa yang Engkau berikan pada hamba hari ini…”
Mischa menaruh kembali Diary Booknya di tempat semula dan merebahkan diri ke tempat tidurnya. Namun, beberapa saat kemudian…

*ddrrt drrtt
HPnya bergetar pertanda ada panggilan masuk. Benar saja, telpon dari Fiandra, kekasihnya.
“Halo, ada apa?”Tanya Mischa pada telepon seberang.
“Sorry, Do you know the owner of this phone? He got accident and He is getting hospitalize now at Elizabeth Hospital. Please Come here. Thank you.”
Panggilan langsung terputus dan Mischa sangat shock dengan informasi tersebut. Hingga tak terasa, air matanya jatuh begitu saja.
Ia langsung bergegas menuju Elizabeth Hospital untuk memastikan info itu benar atau tidak.
Namun, apa yang tidak diinginkannya akhirnya terjadi, Fiandra terkapar lemas dengan banyak luka gores di tubuhnya.

Melihat itu, lagi-lagi Mischa menangisinya. Dia tidak tega melihat orang yang disayanginya terluka dan tak sadarkan diri. Mischa pun mengambil ponsel milik Fiandra dan berniat untuk menghubungi orangtua Fiandra. Namun sia-sia, tak ada nomor telepon atau apa saja yang berhubungan dengan orangtuanya. Nampaknya, benar kata Fiandra, dia tidak berniat untuk kembali ke Indonesia.
“What the hell!! Anak ini gila!!”Kata Mischa yang kesal tidak menemukan nomor telepon Ortunya Fiandra.

Kemudian, Mischa memeriksa dompet Fiandra alih-alih mendapatkan sesuatu untuk dihubungi, namun dia hanya mendapatkan Kartu Pelajarnya dan betapa terkejutnya Mischa melihat sesuatu,
“ Name : Rizee Olivee
Gender : Female ”
“A…apa ini? Ini gak mungkin!! Fiandra gak mungkin cewek!! Gak mungkin!!”Kata Mischa yang kaget dengan kenyataan bahwa Fiandra adalah seorang wanita bernama Rizee Olivee.

Beberapa saat kemudian, Fiandra pun sadar dan memanggil nama Mischa,
“Mischa…Mischa…”
“Gue di sini Fiandra…”Jawab Mischa dan berpura-pura seperti biasanya.
“Gue sayang Lo…”Rintih Fiandra pelan.
“Gu…Gue…ju…gaaaa…”Kata Mischa yang masih tidak bisa menerima kenyataan.
“Lo kenapa nangis? Apa Lo benar-benar mengkhawatirkan Gue?”

Mischa mengangguk pelan.
“Kalo Lo mau, Lo boleh pulang kok. Jangan khawatirkan Gue, Gue udah biasa sendirian…”
“Iya. Gue pulang duluan yaa… Jangan lupa minum obat biar Lo cepet sembuh… Bye-bye…”Ucap Mischa.
“Iya… Hati-hati di jalan sayang…”

Setelah Mischa pergi, Fiandra merasakan bahwa ada yang berbeda dari diri Mischa. Sangat berbeda.
“Ada apa dengan Mischa? Kenapa dia sangat berbeda?”Tanya Fiandra.

Beberapa hari kemudian, Fiandra sembuh dan kembali pulang ke apartmentnya. Mischa menemaninya di sana. Fiandra pun mencium kening Mischa.
“Fiandra, Gue boleh ngomong sesuatu?”Tanya Mischa pelan.
“Apa Scha?”
“Kenapa Lo harus bohong sama Gue?”Tanya Mischa lagi. Kali ini dengan air mata berlinang.
“Bohong?”
“Kenapa Rizee!! Gue udah sayang Lo banget! Gue udah terlanjur sayang ! Kenapa Lo gak bilang dari awal!!!”

Mischa menangis setelah itu. Dia sangat kecewa dengan Fiandra yang tak lain adalah seorang wanita.
“Jadi Lo udah tau yang sebenarnya… Maafin Gue…”
“Gue… Gue gak bisa maafin Lo dra!! Lo keterlaluan!! Apa Lo Cuma mau mainin perasaan Gue? Apa Gue Cuma jadi becandaan Lo doang?”
“Scha!! Dengerin Gue!! Gue tahu Gue salah. Tapi, mana janji Lo? Mana omongan Lo pas Lo janji bakal selalu ada buat Gue bahkan kalo Lo tau sisi terburuk Gue?”
“Tapi… Lo gak bilang kalo Lo adalah seorang cewek dan seorang Lesbian dari awal!!”
“Kalo Gue ngasitau Lo, Gue gak bakal dapetin Lo!!”
“Arrrgghh!!”
“Jawab jujur, Lo sayang Gue kan!! Ayolah Scha!! Lo juga seorang Lesbian!! Kalo Lo normal, Lo pasti gak bakal nerima Gue dan ngebiarin Gue cium Lo!!”
“Lo hanya pelarian Gue aja!! Mulai sekarang, kita PUTUS!!!”
“Apa lo bilang??”
Mischa pun pergi meninggalkan Fiandra dengan mata merah karena tak dapat menahan kesedihan hatinya.
Beberapa hari kemudian…
Fiandra yang hanya bisa menerima keputusan Mischa, terlihat sangat kacau. Dia pun menyadari kesalahannya. Namun, inilah dia. Dia adalah seorang Lesbian yang sangat mencintai Mischa.
Di lain sisi, Mischa juga Nampak kacau. Dia sering tidak masuk kuliah dan sering menyendiri di taman tempatnya dulu sering bersama Fiandra.

Suatu hari, ketika Fiandra duduk di bangku taman, Mischa datang dan memberikan setangkai bunga Rouserenni.
“Gue gak bisa lupain Lo…”Kata Mischa yang selanjutnya memeluk Fiandra.
“Apa sekarang Lo udah bisa nerima keabnormalan Gue?”Tanya Fiandra.

Mischa mengangguk.
“Gue sadar, Gue gak bisa ngontrol pada siapa Gue akan jatuh cinta. Dan ketika itu jatuh pada Lo, Gue awalnya berontak, tapi inilah Gue, Gue sama kayak Lo… Lesbian…” Kata Mischa sambil memeluk Fiandra.
Mereka pun berpelukan dan balikan lagi. Mereka sadar, cinta mereka terlarang, namun, siapa yang bisa mengontrol dan menahan perasaan?
 

THE END.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar